Madinah: Peringatan Kementerian Kesehatan Saudi soal coronavirus memang
patut diwaspadai.
Namun, Azimal Zainal Zein, Kepala Bidang Kesehatan
Haji di Arab Saudi, mengimbau agar penyebaran virus ini tidak perlu
terlalu dicemaskan. ‘’Saya perkirakan virus ini tidak akan hidup di
udara panas,’’ ujar Azimal, Selasa (25/9).Azimal mengungkapkan, virus ini biasanya terjadi di wilayah tertentu saja seperti Vietnam. Ada kemungkinan, ujarnya, virus itu terbawa oleh sang pasien masuk ke Saudi.
Untuk mengantisipasi virus ini, Azimal mengatakan lebih baik untuk menjaga agar asupan gizi tetap baik mengonsumsi vitamin, serta istirahat yang cukup.
Ini karena para jamaah juga rawan mengalami kelelahan yang berpotensi untuk menurunkan daya tahan tubuh. Tak ketinggalan, penyakit mag karena seringkali makan tak teratur. Sedangkan saat musim dingin, biasanya mereka juga mengalami rematik dan hipertensi.
Di sisi lain, menyusul kedatangan jamaah yang terus bertambah, jumlah pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah juga makin banyak. Menurut dokter Tjetjep Ali Akbar, Kasie Kesehatan Daerah Kerja Madinah, ada sekitar 15 orang yang menjalani perawatan dan enam di antaranya telah dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. ‘’Ada yang sudah pulang, ada juga yang masih dirawat,’’ ujar Tjetjep.
Lebih lanjut Tjetjep mengungkapkan, sebagian besar pasien memang sudah sakit sejak berangkat. Seperti yang terjadi pada pasien yang mengalami sakit jantung dan penderita gagal ginjal. Selain itu, ada pula yang harus menjalani perawatan di UGD karena menderita kanker rahim. Pasien lain juga mengalami masalah kejiwaan dari yang ringan hingga berat.
Selanjutnya Azimal memaparkan, penyakit kronis seperti itu biasanya memang sudah diidap oleh pasien. Namun, lantaran takut tidak diberangkatkan karena penyakit itu, pasien seringkali berusaha menutup-nutupi. ‘’Padahal, sebenarnya mereka tidak perlu cemas,’’ kata Azimal.
Namun, itu tidak berlaku untuk penyakit TBC aktif dan sakit lepra tipe basah. Biasanya penderita penyakit ini tidak akan diizinkan untuk berkunjung ke negara lain. ‘’Aturan ini sudah berlaku secara internasional,’’ ujar Azimal.
Sedangkan penyakit meningitis perlu diwaspadai. Biasanya dibawa oleh jamaah dari Afrika, penyakit ini terbilang bisa menular lewat bersin sehingga dianjurkan untuk mengenakan masker. Namun, kalau sudah menjalani vaksin meningitis biasanya lebih kebal terhadap penyakit. Terlebih masa efektif vaksin tersebut mencapai dua tahun meski ada waktu seminggu setelah penyuntikan sebelum akhirnya vaksin itu dapat optimal bekerja. (MCH/endah hapsari)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !